Pages

Facebook menjadi salah satu pemicu perceraian.


‘Main mata’ atau merayu orang lain via situs-situs pertemanan seperti Facebook adalah aksi yang sebaiknya dijauhi oleh mereka yang sudah punya pasangan. Kenapa? Menurut pengakuan seorang ahli di Inggris, dia telah menangani sebanyak 30 kasus perceraian yang salah satu faktor penyebabnya ialah Facebook.
Sejumlah pengacara keluarga di Inggris pun turut mengatakan bahwa keberadaan Facebook yang menjadi salah satu pemicu perceraian, kini dampaknya makin meningkat. Hampir semua perceraian yang mereka urus di tahun lalu, menyeret situs Facebook. Pengakuan lain juga disampaikan oleh salah satu perusahaan hukum online, di mana 1 dari 5 petisi perceraian di tahun 2010 di dalamnya mengarah pada situs besutan Mark Zuckerberg tersebut.

Emma Patel, Kepala dari Hart Scales & Hodges Solicitors yang bergerak di bidang hukum keluarga menyebut situs Facebook sebagai ‘virtual third party‘ dalam peristiwa perceraian. Facebook menjadi ‘kambing hitam’ atas meningkatnya jumlah kegagalan pernikahan yang bisa ditengok dari petisi yang dilihat Patel sejak Mei. Petisi-petisi itu diketahui telah mencantumkan Facebook  di dalamnya, demikian ungkap Patel.

Dan ternyata bukan hanya situs Facebook saja yang menyebabkan runtuhnya pilar pernikahan bagi banyak pasangan. Situs-situs sejenis seperti Second Life, Illicit Encounters dan Friends Reunited juga ‘berbahaya’ karena ia berpotensi membuat seseorang menyelingkuhi pasangannya.

Suami atau istri yang curiga biasanya mematai-matai dan berusaha menemukan bukti perselingkuhan di dunia maya. Hal inilah yang akan menggiring mereka ke jurang perpisahan. Masih dikatakan oleh Patel, saat suami atau istri tersebut akhirnya menemukan bukti yang dimaksud,  termasuk isi wall atau messages ataupun rekaman chat, maka perceraian adalah sesuatu yang bukan tak mungkin terjadi.

Dan bukan hanya ‘berbahaya’ saat hubungan pasangan masih baik-baik saja, situs Facebook ternyata juga dinilai memperburuk situasi saat proses perceraian sedang berjalan. Oleh karena itulah Patel menghimbau agar kliennya berhenti sejenak dari Facebook selama proses perceraian. Kondisipun bisa bertambah runyam jikalau salah satu pihak memposting foto pasangan baru mereka.

Patel tidak memungkiri bahwa banyak orang yang sharing perasaan mereka di online. Nah masalahnya, di beberapa kasus mereka tak hanya mengekspresikan stres mereka namun juga membuat tuduhan yang bersifat menyerang pasangan mereka. Akan lebih baik menurut Patel jika masalah perceraian ini tidak dibawah ke ranah umum di mana semua orang bisa menyaksikannya, dalam hal ini ialah ranah online.
Sumber: telegraph

2 komentar:

Usup Supriyadi mengatakan...

ckckkc
kahade atuh. can kawin maenya geus cerai., wkwkkwkwk

D.Durahman mengatakan...

Cerai heula ke kawin pan kang!

Posting Komentar

Apapun komentar nya, Saya tunggu..!